baladewa

baladewa
baladewa

Senin, 05 Juli 2010

mengenal keluarga besar mandura.









Mengenal Keluarga Besar Mandura


Kerajaan Mandura termasuk salah satu  Kerajaan Besar di negeri Wayang. Kerajaan Mandura bias disejajarkan dengan Kerajaan Astinapura, ataupun kerajaan Ayodya ataupun dengan beberapaKerajaan besar yang lain. Kalau kita mau bertamu dan bertemu dengan keluarga besar Mandura. Kita harusergi ke beberapa negeri, negeri Cedi, ke negeri Lesanpura maupun ke negeri Kumbina, kerajaan Dwarawati. Astinapura (pada masa Prabu Pandu) atau Indraprasta dan tak terlupakan pula dengan Kerajaan Mandura sendiri pada waktu Prabu Kuntiboja, boleh dikata sebagai pusat Pemerintahan Dinasti Mandura,karena putera putra laki laki Prabu Kuntiboja, semua menjadi raja di negeri negeri diluar Mandura, dan kedua anak perempuannya menjadi Permaisuri di negeri negeri suaminya, maka mereka akan patuh menuruti kehendak Prabu Kuntiboja sebagai ayahnya. Kini Prabu Kuntiboja sudah tiada, tinggal anak anaknya yang meneruskan cita cita ayahandanya.Keadaan telah berubah,namun hendaknya tetap dijaga, setidak tidaknya Kerajaan Mandura masih menjadi titik sentral bagi keluarga besar Mandura,karena masih kuatnya tali persaudaraan diantara mereka, walaupun pemerintahan mereka berjalan sendiri sendiri.




Keturunan Prabu Kuntiboja dengan Permaisuri Bondandari dari anak anak:

I. Dewi Sruta

Sisupala, menjadi raja Cedi;

II.Putera Prabu Kuntiboja ke III. Basudewa


Kakrasana:


1.Kakrasana menjadi raja Mandura, menggantikan Prabu Kuntiboja, bergelar Prabu Baladewa. Prabu Bala dewa  memiliki dasanama : Balarama, Kakrasana, Wasi Jaladara. Sedangkan Werkudara memanggil dengan nama Bule. Karena Baladewa kulitnya merah dan berambut pirang.Senjata pusakanya : Nanggala dan Alugara. Baladewa beristri dengan  Dewi Erawati puteri Prabu Salya dan Dewi Pujawati atau Dewi Setyawati. Dewi Pujawati adalah puteri Begawan Bagaspati dari Pertapaan Argabelah. Dari Permaisuri Dewi Erawati, Prabu Baladewa  mendapatkan  putra, dua anak laki laki , bernama : Wisatha dan Wimuka.




2.Narayana, menjadi raja Dwarawati, bergelar Prabu Sri Batara Kresna. Prabu Kresna memiliki   dasanama, Harimurti, Danardana, Narayana, Padmanaba, Giwangkaton, dan Prabu Lengkawamanik.

Senjata dan pusaka yang dimiliki,
1.Cakra,
2.Kembang Wijyakusuma,
3.Sangka Pancajahnya ( terompet/sasangkala)
4.Kaca Paesan (Ogan opian) untuk melihat kejadian yang akan datang;
5.aji pameling,
6.aji peng abaran, melumpuhkan musuh,
7.aji kawastrawan, untuk beralih rupa, atau berubah wujud.




dengan Permaisuri


Dewi Jembawati : berputera dua anak laki laki, bernama Samba atau disebut juga
dengan nama Wisnubrata dan  Gunadewa (satria tampan, berekor kera); Samba juga disebut Kusumakilatmaka. Beristri Dewi Agnyanawati dan berputera Dwara. Kelak setelah perang Baratayuda, Dwara diangkat menjadi  pejabat yang  mendampingi Prabu Parikesit. di Negeri Astinapura..




Dewi Rukmini berputera : Saranadewa, Partadewa dan Titisari. Dewi Titisari menjadi istri Irawan putera Arjuna.

Dewi Setyaboma berputera :  Arya Setyaka.

Dewi Pertiwi, berputera: Sitija.Yang menjadi raja di Trajutrisna, bergelar Prabu Bomanarakasura,  dan Dewi Siti Sendari.



3. Putera ketiga Prabu Basudewa adalah Dewi Sembadra istri Arjuna,,  berputra : Abimanyu





III. Putera Prabu Basukunti  yang ketiga adalah

     Dewi Kunti. Bersuamikan Prabu Pandu Dewanata, dari Dewi Kunti, Prabu Pandu  
     mempunyai putera:
1. Punta Dewa,beristri Dewi Drupadi Putera Prabu Drupada, dari Dewi Drupadi.
     Prabu Punta Dewa mendapatkan seorang Putera, bernama Pancawala.

2. Werkudara, beristrikan Dewi Nagagini, berputera  Antareja,

    Dengan DewiUrangayu
    Werkudara berputera Antareja,

   dan dengan Dewi Arimbi Werkudara mendapatkan    
   Gatutkaca.

3. Arjuna, beristri Dewi Sembadra, putra Prabu Basudewa, berputera Abimanyu.   
   (Avinau) Putera putera yang lain banyak, karena istri Arjuna juga    
   banyak..bergabunglah  dengan “Mengenal Bharata Pandawa”




Abimanyu beristri dengan Dewi Utari Putra Prabu Matswapai, Raja Wirata,     
     berputera :Parikesit, Raja Astinapura.,  aetelah Perang Baratayudha.




Parikesit, Raja Astinapura : beristri dan berputera,


      1. Dewi Puyangan, berputera: Ramayana dan Pramasata
      2. Dewi Gentang, berputera: dewi Tamioyi
      3. Dewi Satapi/Dewi Tapen, berputera : Yudayana, dan Pramasti
      4. Dewi Impun, berputera seorang anak perempuan, bernama Dewi Niyedi
      5. Dewi Dangan, berputera, Ramaprawa dan Basanta


I

V. Arya Prabu Rukma


Prabu Arya Prabu Rukma, berputera dua orang, Dewi Rukmini dan Arya Rukmana.
Dewi Rukmini menjadi istri Prabu Kresna, tersebut diatas. Kisah percintaan Narayana dengan Rukmini, penuh dengan perjuangan, 

Kisahnya adalah Dewi Rukminiyang dilamar Pandita Durna menjadi kalang kabut, kaerena lamarannya telah diterima oleh ayahandanya.Dewi Rukmini mengharap agar bisa bisa membatalkan lamaran tersebut.Karenahanya mencintai Narayana. ceritanya dapat di ikuti dalam Kisahnya “Kresna Sekar” atau “Narayana Maling”




V.Ugrasena

1.Dewi Setyaboma menjadi istri Prabu Kresna..

2.Arya Setyaki, menjadi Patih luar Kerajaan Dwarawati; Arya Setyaki, beristri dengan Dewi Garbini  puteraPrabu Garbanata dan Dewi Garbarini.dari Kerajaan Garbaruci. Perkawinan dengan Dewi Garbini, Setyaki mendapat putera laki aki, yang bernama Sanga Sanga.
Kerajaan Mandura termasuk salah satu  Kerajaan Besar di negeri Wayang. Kerajaan Mandura bisa disejajarkan dengan Kerajaan Astinapura, ataupun kerajaan Ayodya ataupun dengan beberapa Kerajaan besar yang lain. Kalau kita mau bertamu dan bertemu dengan keluarga besar Mandura. Kita haruse pergi ke beberapa negeri, yaitu mulai dari negeri Cedi, ke negeri Lesanpura maupun ke negeri Kumbina,kerajaan Dwarawati,Astinapura (pada masa Prabu Pandu) atau Indraprasta sekarang. dan tak terlupakan pula dengan Kerajaan Mandura sendiri pada waktu yang bertahta adalah Prabu Kuntiboja, boleh dikata sebagai pusat Pemerintahan Dinasti Mandura,karena putera putra laki laki Prabu Kuntiboja, semua menjadi raja di negeri negeri diluar Mandura, dan kedua anak perempuannya menjadi Permaisuri di negeri negeri suaminya, maka mereka akan patuh menuruti kehendak Prabu Kuntiboja sebagai ayahnya. Kini Prabu Kuntiboja sudah tiada, tinggal anak anaknya yang meneruskan cita cita ayahandanya.Keadaan telah berubah,namun hendaknya tetap dijaga, setidak tidaknya Kerajaan Mandura masih menjadi titik sentral bagi keluarga besar Mandura,walaupun sertidak tidaknya menjadi symbol persatuan.karena masih kuatnya tali persaudaraan diantara mereka, sedangkam sekarang pemerintahan masing masing negeri  berjalan sendiri sendiri.





Kerajaan Mandura :

Prabu Kuntiboja dan Permaisuri Dewi Bandondari, mempunyai lima putera,tiga orang anak laki laki,dan dua orang anak pemepuan.yaitu : Dewi Sruta, Basudewa, Dewi Kunti, Arya Prabu Rukma  dan  Ugrasena.

1..Dewi Sruta menjadi Permaisuri raja Cedi,yaitu Prabu Damagosa, Dari Dewi Sruta, Prabu  Darmagosa mendapatkan seorang putera seorang anak laki laki bernama Sisupala, Supla..Kelahiran Sisupala mengejut kan banyak orang. Bayi Sisupala dilahirkan dengan empat tangan dan tiga mata. Prabu Damagosa sudah berikhtiar  kemana mana namun tidak satupun bisa menjadikan bayi  itu normalseperti bayi bayi yang lain. Hingga pada suatu saat, ketika Prabu Damagosa di sanggar pamujan, iamendengar suara dewa memberitahukan, kalau bayi Supala akan menjadi normal kalau di pangku seorang titisan Batara Wisnu.Namun patut diingat bahwa orang yang bisa menyempurnakan bayi Sisupala menjadi normal, kelak juga yang akan menjadi penentu kematian Sisupala. Oleh Prabu Damagosa dan Permaisuri Dewi Sruta,diundanglah saudara saudaranya  baik dari keluarga  Prabu Damagosa dan  keluarga Permaisuri Dewi Sruta.Akhirnya berkumpullah seluruh keluarga Prabu Damagosa dan keluarga Permaisuri,  Dewi Sruta. Diantara seratusan orang yang hadir, terdapat pula Kakrasana dan Narayana putera adik Dewi Sruta, Prabu Basudewa raja Mandura. Mereka diberi kesempatan memangku bayi Sisupala. Belum juga berhasil. Kemudian jatuh giliran pada Kakrasana, juga belum berhasil, kini tinggal Narayana. Narayana menerima bayi Sisupala, yang tak lain  saudara sepupunya. Tiba tiba dengan kehendak dewata.bayi Sisupala dipangkuan Narayana, menjad sempurna. Bayi Sisupala normal seperti bayi bayi yang lain, dua tangannya dan 1 matanya  sirna. Dewi Sruta dan Prabu Damagosa, merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Sebagai kakak ayah Narayana atau sebagai uwa Dewinya Narayana, sangat berterimakasih pada Narayana. Namun Dewi Sruta, juga menjadi bimbang, ketika ingat pesan dewata, bahwa seorang yang bisa menyempurnakan bayinya, juga sebagai penentu kematian anak itu kelak.Untuk itu Dewi Sruta minta diterangkan, karena menurut bisikan dewata, bahwa yang bisa mengembalikan bayi Sisupala menjadi bayi yang normal adalah titisanBatara Wisnu, maka ia pula yang akan membunuhnya. Maka Dewi Sruta meminta agar Narayana bias menghindarkan ketentuan dewata, maka apakah yang bisa membuat Sisupala terhindar dari kehendak dewata. Narayanapun memberikan penjelasan. Karena sudah menjadi kehendak dewata, maka Sisupala hendaknya juga bisa menyingkiri apa yang bisa menjadikan kemarahan titisan Batara Wisnu. Dimintanya Narayana tidak akan membunuhnya kelak. Dan Dewi Sruta juga minta diberi penjelasan, apakah yang bias membuat kemarahan Titisan Batara Wisnu Karena banyak kesalahan yang akan terjadi, karena dalam hubungan saudara atau hubungan apapun kadang kadang akan membikin marah seseorang. Narayana menerangkan, bahwa ia hanya minta satu saja, aitu Sisupala jangan sampai memarahi dan mempermalukan Narayana dihadapan seorang raja manapun. Dewi Sruta meminta Narayana sabar, apabila Sisupala baru membuat kesalaahan yang pertama, kepada Narayana, jangan sampai kau membunuhnya,

Narayana meneruskan penjelasannya. bahwa apabila Sisupala memarahi dan mempermalukannya dihadapan raja raja sampai jumlah 100 raja, baru bisa membuat kemarahan titisan Wisnu.  Dewi Sruta ber terima kasih pada Narayana, pada pikiran Dewi Sruta, Narayana  telah memberi kesempatan 100 kali pada Sisupala. Sehingga dengan demikian Sisupala terhindar dari sumpah dewa, karena tidak mungkin Sisupala akan mengulangi kesalahan yang sama sampai seratus kali.

Dewi Sruta bersyukur kepada dewa, anaknya  terlepas dari
sumpah dewata. Kejadiannya  sampai saatnya pada Sesaji Raja Suya. (mampirlah  di  http:www.wayangsesajirajasuya.blogspot.com)




2.  Putera ke dua Prabu Kuntiboja dan Dewi Bandondari, adalah Prabu Basudewa. Prabu Basudewa memiliki tiga istri. Dewi Rohini, melahirkan seorang putera laki laki, bernbama Kakrasana, Dewi Badraini melahirkan seorang putera lakiu laki, bernma Narayana dan Sembadra atau Bratajaya, panggilannya Dewi Rara Ireng. Sedangkan istri   Dewi Maerah, yang dicuri Prabu Gorawangsa dari negeri Guabarong melahirkan Kangsadewa.Kangsadewa memaksa agar Prabu Basudewa memberi pengakuan bahwa Kangsa adalah Putera Basudewa.Semula Basudewa tidak mengakui, tetapi karena Kangsa juga memiliki pasukan dari kerajaan Guabarong,maka Basudewa mengakui sebagai puteranya, dan iapun memberikan separoh negara Mandura Kangsa menjadi Prabu Anom Kangsadewa, yang wilayahnya, hampirr separoh kerajaan. Ia menguasai negeri bagian Sengkapura.







3. Putera yang ketiga, adalah Dewi Kunti. Dewi Kunti sudah beranjak dewasa. Dewi Kunti sudah kelihatan gadis remaja. Ia cantik jelita.Dewi Kunti pernah berguru kepada Resi Druwasa, Resi Druwasa memberikan aji mantera Adiityahredaya  pada Dewi Kunti.yaitu aju untuk mengundang dewa. .Suatu hari dewi Kunti mengingat ingat kembali pelajaran yang telah didapat dari  Resi Druwasa. Dewi Kunti mencoba menghapalkan, mantera yang diberikan Resi Druwasa, Sehingga tanpa disadarinya, Dewi Kunti matek aji Resi Druwasa. Sehigga datanglah Batara Surya. Kehadiran Batara Surya mengagetkan dewi Kunti, karena ia tidak mnyebutkan satu namadewapun, namun mengapa Batara Surya bisa hadir. Dewi Kunti mengingat ingat pesan Empu Druwasa. Kemudian ia ingat Resi Druwasa berpesan agar  jangan membaca mantera Adityahredaya di tengah hari, yaitu waktu  posisi  matahari diatas kepala. Kehadiran Batara Surya menganugerahkan seorang putera kepada Dewi Kunti. Dewi Kunti merngandung Kunti dan melahirkan  puteranya, Ayahandanya.  Prabu Basukunti,  raja besar Mandura menjadi murka, ketika mengetahui kehamilan dewi Kunti. Kehamilan  puterinya, Dewi Kunti,dianggapnya sebuah aib di negeri Mandura.  Maka setelah kelahiran bayinya, sang bayi dibuang ke sungai Gangga. Kelak bayinya ditemukan oleh Adirata, kusir kereta Istana Raja Astina dan oleh Adirata bayi yang ditemukannya diangkat menjadi puteranya. Walaupun Dewi Kunti telah  melahirkan seorang putera, namun Dewi Kunti tatap seorang gadis. Bathara Surya menjaga kesucian dewi Kunti, dengan melahirkan puteranya lewat telinga.Makanya puteranya dinamakan Karna, yang artinya telinga..


J


odoh Dewi Kunti adalah Prabu Pandu Dewanata dari Kerajaan Astinapura. Prabu Pandu mendapatkan Dewi Kunti, dengan memenangkan sayaembara tanding. Dewi Kunti akhirnya menjadi istri Prabu . Dari Dewi Kunti, Prabu Pandu Dewanata mendapatkan  tiga orang :anak laki laki, yaitu Punta Dewa, Bima dan Arjuna.




4.  Putera yang keempat Prabu Kuntiboja, Arya Prabu Rukma. Ia menjadi raja di Kumbina, dengan gelar Prabu Bismaka dan memiliki seorang  permaisuri Dewi Rumbini, Dari Dewi Rumbini, Prabu Bismaka mendapat putera seorang perempuan bernama Rukmini. Dewi Rukmini menjadi istri Narayana, putera Prabu Basudewa.Sedang putera kedua, seorang laki laki, bernama Arya Rukmana.Narayana mendapatkan Dewi Rukmini, dengan melalui perjuangan yang sulit. Namun dengan keteguhan hatinya, maka cita cita Narayana  mempersunting Dewi Rukmimi.menjadi kenyataan.





Narayana Maling”


Kisahnya  denikian ,,,,. Narayana merasa sangat kecewa ketika Prabu Bisnmaka ayah Dewi Rukmini, menerima lamaran lamaran Pandita Durna. Hatinya merasas angat terpukul. Narayana berniat membastalkan peernikahan dewi Rukmini dengan Pandita Durna. Untuk membatalkan pernikahan Durna dengan gadis pujaannnya Dewi Rukmini, maka Narayana bermaksud mencuri Dewi Rukmini dari Istana Kumbina. Ia berpamitan kepada Dewi Bratajaya, kalau ia  akan pergi ke Kumbina, untuk menculik Dewi Rukmini.. Narayana minta adiknya Bratajaya,  tetap tinggal saja di Dukuh Widarakandang bnersama Nyai Sagopi.  Namun Bratajaya tidak mau ditinggal di Widarakandang, ia ingin ikut kakaknya pergi ke Kumbina. Hingga akhirnya  meninnggalkan secara diamdiam pergi ke Kumbina. seorang diri.  Namun setelah berpuluh puluh langkah dari Widarakandang, tiba tibasaja terdengar teriakan seoran anak perempuan memanggil manggil.. Ternyata adiknya, Rara Ireng, panggilan Bratajaya sewaktu kecil, sudah berada disampingnya. Bratajaya diberitahu, kalau kakaknya  mau maling.Malahan Bratajayapun minta ikut.  Narayana terpaksa mengajaknya. Sementara itu Dewi Rukmini, mengadakan sayembara siapa yang bisa medar sejatining lanang dan wadon, maka ia akan menjadi istrinya.





ketika mendengar kabar, Pandita Durna telah melamar Dewi Rukmini.. Menjadikan  Dewi Rukmini semakin mencintai Narayana. Dewi Rukmini pun kecewa  Setelah Prabu Bismaka menerima lamaran Pandita Durna,setelah bias medar sejatining lanang dan wadon, tanpa minta penjelasan dahulu benar salahnya jawaban Pandita Durna.



Bahkan, Prabu Bismaka mempersilakan  Pandita Durna menemui  Dewi Rukmini kekamar Rukmini  di Kepitren Taman Kumbina.. Tentu saja mereka tidak merasa terkejut karena mereka telah menyiapkan segala seuatu untuk menjaga kesuciann Dewi Rukmini.




Sebelumnya Narayana berganti pakaian seperti Dewi Rukmini. Sedangkan dewi Rukmini sembunyi.di belakang.  Betul juga perkiraan Narayana. Tiba tiba sajaPandita Durna datang dan memeluk Narayana yang dikiranya  Dewi Rukmini.



Dengan nafsunya yang tidak teratur,mencoba berbuat tidak senonoh,  sampai sampai Narayana  kegelian ketika dipeluk . dan dirayunya dikiranya  seorang wanita.



Saking tidak kuatnya menahan geli dan risih, serta pula  untuk mengusir Pandita Durna dari kamarnya, maka Narayana pun ber tiwikrama, ia merubah menjadi  brahala raksasa yang besarnya  se gunung anakan. Pandita Durna lari tergopoh gopoh kembali ke datulaya, .Pandita Durna melaporkan kejadian itu kepada Prabu Bismaka. Pandita Durna memerintahkan para Kurawa untuk menangkap maling ditaman.




Para Kurawa dengan bedigasan dan braokan semua berlari pating kedebug menuju tamanKumbina. Sesampai disana, nyali Pra Kurawa cuma sekuku hitam saja. Tanpa berperang mereka lari kembali. Pandita Durna menuduh Arjuna malingnya., Arjuna lah yang harus bertangggung jawab dengan kejadian ini  Prabu Bismaka akhirnya memerintahkan Arjuna menangkap malingnya, sekaligus untuk mmembuktikan kalau Arjuna tidak bersalah.Arjuna menyanggupinya, maka pergilah Arjuna ke taman Kumbina untuk menangkap maling, supaya ia tidak di tuduh lagi.



Arjunapun masuk kedalam taman Kumbina. Di taman Kumbina, Arjuna bertemu dengan malingnya, yang tak lain Narayana. Narayana diminta menurut apa kata Arjuna untuk jadi tawanannya, akan diserahkan pada Prabu Bismaka, agar Arjuna terbebebas daru tuduhan. Narayana pun mau mau saja di borgol oleh Arjuna.



Namun  Ketika Naranyana sebagai pesakitan, mau dibawa ke tempat Raja, Bratajaya tidak rela. Ia  minta Arjuna harus juga di borgol juga karena masuk dalam kamar perempuan, seperi kakaknuya, Narayana.



Atas permintaan Dewi Bratajaya, maka Arjunapun menjadi tawanan Dewi Bratajaya.




Kemudian kedua pesakitan diantar oleh Dewi Bratajaya dan Dewi Rukmini, minta pengadilan pada Prabu Bismaka. Pengadilan cinta..Sesampai datulaya Istana Kumbina, Prabu Bismaka menanyakan apa yang terjadi dengan mereka, Arjuna menceritakan asal mulanya. Prabu  Bismaka hanya bisa tersenyum.  Sementara itu Para Kurawa dan Pandita Durna minmta agar Pandita Durna  Dinikahka segera hari Pandita Durna sangat marah,Pandita Durna minta dinikahkan sekarang, kalau tidak istana Kumbina akan di hancurkan oleh Para Kurawa.



Dewi Rukmini tetap menolaknya, karena tidak mrncintai Pandita Durna, lqagi pula Pandita Durna belum menjawab sayembara sejatining lanang lan wadon, Prabu Bismaka meminta Pandita Durna menjawab sayembnara Dewi Rukmini. Pandita Durna menjawab sayembara itu. Sejatining lanang itu, alu, alat penumbuk dan sejatining wadon adalah lumpangnya. Mendengar jawaaban itu semua yang hadir menjadi gaduh, para Kurawa sampai ada yang tertawa terbahak bahak. Mereka menganggap jawaban Pandita Durna betul betul saruu (maksudnya porno). Pandita Durna menjadi malu dan juga kesal, kalau pertanyaannya juga saru, Pandita Durna inta dinikahkan segera, karena jawabnaaaannya sudah disampaikan pada Dewi Ruk,imi. Dewi Rukmini menyatakan jawaban Pandita Durna salah sama sekali. Pandita Durna di dukung para Kurawea bermaksud soroh amuk di negeri Kumbina, kalau lamaran Pandita Durna di tolak. Para Kurawa keluaar dari datulaya, dan mengamuk di luar istana. Prabu Bismaka meminta tolong agar  satria muda yang hadir, Arjuna, Werkudara dan Kakrasana untuk mengusir para perusuh.Kemudian Arjuna, Werkudara, serta Kakrasana yang juga berada disitu, segera keluar menemui Pra Kurawa. Terjadilah perkelahian antara kesatria muda yang ditugaskan oleh Prabu Bismaka,  dengan para Kurawa .Werkudara mengangkat gada Raujakpalanya. Melihat Werkudara meng ayun ayunkan gadanya, serta Arjuna dengan panah Pasopatinya dan dan Kakrasana juga dengan Nanggaalanya,, membuat para Kurawa ketakutan. Mereka kalang kabut dan pulang kenegerinya. Setelah suasana tenang, Prabu Bismaka melaksanakan perikahan Dewi Rukmini dengan Narayana, yang berjalan dengan cukup meriah. Kedua insan muda itu kelihatan sangat bahagia.




5. Putera Prabu  Kuntiboja bungsu adalah Ugrasena. Ugrrasena  menjadi raja di Lesanpura, yang bergelar Prabu Setyajid, didampingi permaisuri, Dewi Wersni. Prabu Setyajid berputera dua orang, seorang anak perempuan bernma Setyaboma, dan seorang laki laki benama Setyaki. Dewi Setyaboma menjadi istri Narayana, putera Prabu Basudewa.yang diperolehnya, dengan perjuangan yang seru dan hebat. Narayana mencari Dewi Setyaboma, yang dicuri oleh seorang raja raksasa di Kerajaan Dwarawati. Narayana hendak membebaskan Dewi Setayaboma dari tangan Prabu Yuda Kala Kresna. Ikuti kisahnya.




Alap alap Setyaboma.

Narayana hatinya menjadi hancur, ketika gaduis pujaannya, akan di nikahkan dengan Pandita Durna. Narayana tidak kuat lagi menahan beban pikiran, akhirnya Narayana jatuh sakit. Sementara itu Dewei Braqtajaya adik Narayana merasa bingung melihat kakaknya menderita sakit. Bratajaya meminta tolong pada Udaawa untuk memberitahu Kakrasdana yanh masih bertapa di Pertapaaamn Randugumbala. Udawapun berangkatlah. Sesampai di Pertaaaapaan Raandugumbaaaaala, kebetulan KLakrasana baru wedar dari tapanya. Kakrasana terkejut melihat Udawa datang menemuinya. Udawa kemudian memberi tentang sakitnya Narayana. Udawa juga memberitahukan, kalau sakitnya memikirkan Setyaboma, gadis pujaannya yang akan di nikahkan dengan Pandita Durna.Mensdengar berita sakitnya Narayana, Kakarasana berpikir sejenak, dan Karasana akan pegi ke Kerajaan Lesanpura  sedangkan Udawa di suruhnya kembali ke Widarakandang, untuk menjaga Narayana yang seang sakit. Kakrasana menghadap Prabu Bismaka, Kakrasana menguraikan maksud kedatangan ke Istana Kumbina. Tidak lain, karena berat beratnya ditangisI isteri, Dewi Erawati yang sedang sakit. Dewi Erawati minta ditiengok oleh Dewi Setyaboma.Prabu Setyajid mengijinkan Dewi Setyaboma dating menengok Dewi Erawati yang sedang sakit. Tetapi Prabu Setyajid minta, agar adiknya, Setyaki.untuk mengawal kepergian kakaknya.



Dewi Setyaboma bingung ketika Kakrasaana tidak ke Istana Mandura, tetapi ke Pedukuhan Widarakandanmg. Sesampai di Widarakandang, Kakrasana baru terus terang, kalau yang sakit Narayana. Dewi Setyaboma terkejut mendengar kabar  Narayana jatuh sakit. Kemudian merekapun masuk dalam kamar Narayana. Dewi Seryaboma sedih sekali melihat kondisi Narayana. Dewi Sertyaboma berjaji hanya akan menikah dengan Narasoma. Begitu mendengar jabnji Setyaboma seperti itu, Narayana merasa tenang, dan berangsur angsur mulai sembuh. Dewi Setyaboma, memberiahu,bahwa Pandita Durna hendak memaksakan kehendaknya untuk menikahi Setyaboma, namun Dewi Setyaboma menolaknya.




Narayana meminta pada Setyaki.agar dapat membantunya, supaya Narayana berhasil mempersunting Dewi Setuaboma. Setyaki siap membantunya. Setyaki akan mengadakan sayembara tanding, tapi ia nuna kesaktian pada Narayana. Narayana siap membantu. Setelah cukp puas acara pada pertemuan kali ini, Setyaboma dan Setyaki pulanglah kembali ke Lesanpura.




Sekembalinya dari Pedukuhan Widarakandang, Setyaki, menghadap ayahnya, Prabu Setyajid minta agar di Lesanpura, diselenghgarakan sayembara tanding, guna menentukan siapa pemenangnya, yang akan mendapatkan kakaknya, Dewi Setyaboma, mengingat  banyak para raja dan adipati yang dating melamar.




Sampailah pada saat yang ditentukan tiba, sayembara tanding di mulai. Narayana sudah menyatu dalam tubuh Setyaki, Setyaki merasa tenang. Setyaki telah mengalahkan paaaaaara satriya dan para raja serta adipati Dario mancanegara. Senuanya dapat dikalahkan. Kini Pandita Durna minta pada  Kurawa untuk mengeroyok Setyaki. Blaabar kawat tempat adu tanding jadi kacau, para Kuraaaaaaaaawa mengeroyok ASetyaki, namun Setyaki dapat mengalahkabn semua Kurawa. Para Kurawa dan ;Pandita Durna pun pulang. Setelah suasaana tenang, maka Prabu Setyajid menikahkan Dewi Setyaboma dengan Narasoma. Ketika Dewi Setyaboma akan dipersandingkan dengan Narayana di pelaminan, tiba tiba saja Dewi Setyaboma hilang dari pandangan mata. Narayana segera mengejar pencurinya. Kepergian Narayana diikuti Arjuna , Kakrasasana dan Seyaki.





Dewi Setyaboma di curi Prabu Yuda Kala Kresna, Raja Raksasa dari Kerajaan Dwarawati.Narayana mengejar pencurinya sampai di Istana Dwarawati. Narayana berkelahi dengan Prabu Yuda Kala Kresna. Dalam perkelahian, Prabu Yuda Kala Kresna tewas. Narayana berhasil merebut Dewi Setyaboma.. Dengan tewasnya Prabu Yuda Kala Kresna, para punggawa kerajaan Dwaarawati meminta Narayana supaya menggantikan kedudukan Prabu Yudha Kala Kresna yang telah tewas, untuk menjadi Raja. Narayana menyatakan kesiapannya untuk menjadi Raja Dwarawati, dengan  gelar Prabu Sri Batara Kresna. Bathara Narada juga turut menghadiri pengangkatan Narayana menjadi Raja Dwarawati.Bathara Narada merestui Narayana menjadi Raja Dwarawati. Selesai acara selesai, Narayana  membawa kembali Setyaboma ke Lesanpura.  Prabu Setyajid kemudian menyelenggaarakan pernikahan Dewi Setyaboma dengan Narayana. Acara cukup meriah. Kedua insane muda itu kelihatan sangat berbahagia.




“Setyaki Lahir”

Kelahiran Setyaki, sempat menghebohkan dunia pewayangan, karena dikala ibunya, dewi Wersini, nyidam naik singa yang bisa  bisa tata jalma, atau bias bicara seperti manusia, seperti manusia. dan bisa terbang menembus angkasa.

Ternyata, singa yang di maksud dewi Wersini itu ada, yaitu  Patih Singamulangjaya yang berujud seekor singa yang juga bias bicara dan juga bisa terbang.Patih Saingamulangjaya adalah Patuh Swalabumi.




Raja Negeri Swalabumi., Prabu Tambakyuda sangat mencintai Dewi Wersini. maka kesempatan bagi Prabu Tambakyuda untuk mengutus Patih Singamulangjaya pergi ke Lesanpura untuk menemui Dewi Wersini di Kerajaan  Lesanpura. Kepergian Patih Singanmulangjaya ke Lesanpura, diantar oleh Emban Layarmega, Emban  Layarmega menghadap DEewi Wersini, untuk nempersembahkan hewan peliharaannya berupa seekor singa yang bisa ber bicara seperti manusia, dan juga bisa terbang, Pemberian Emban Layarmega diterima dengan senang hati oleh Dewi Wersini.. Emban Layarmega berpamitan, dan terbang kembali ke  Swalabumi.umtuk Dewi Wersini mencoba nmenauki singa itu. Singa tiba tiba terbang ke Swalabumi



Dewi Wersini merasa seperti mau melahirkan. Dewi Wersini meminta singa untuk turun ke bumi, untuk melahirkan. Dewi Wersini  melahirkan, seorang putera yang tampan.,Patih Singamulangjaya yang sebelumnya mengira kalau Dewi Werini masih gadis, tapi ternuata sudah bersuami dan telah melahirkan. Untuk tidak mengecewakan rajanya, yaitu Prabu Tambakyuda, bernasud membunuh bayi itu.  Dibantingnya berkali kali dan di sepak sepaknya sang bayi..

Namun anehnya, bayi  menjadi besar, tubuhnya menjadi kuat, dan kini menjadi seorang  dewasa. . Kini sang bayi sudah menjadi aseorang pemuda, Pemuda itu kini berani melawan Patih Singamulangjaya. Patih Singamulangjaya  merasa kerepotan menghadapi pemuda itu. Patih Saingamulangjaaya menghgunakan gada Wesikuning. Namun gada Patih Singamulangjaya bias direbut dan dipukul;kannya kekepala Patih Singamulanhjaya., hingga tewas.

Kemudian pemuda dan ibunya kembali ke Lesanpura. Prabu Setyajid merasa nahagia dengan kehadiran puteranya. Prabu Setyajid memberi nama dengan Setyaki.

Sementara itu Raja Swalabumi mengetahui Patih Singamulangjaya telah tewas, menjadi sangat marah, Prabu Tambakyuda tidak merelakan kepergiannya, Prabu Tambakyuda segera berangkat ke Lesanpura, beserta perajuritnya yang jumlahnya ratusan orang..

Di Lesanpura,Prabu Setyajid bersama bersama para senapati dan juga Setyaki serta didukung para perajurit Lesanpura, menahan serangan pasukan dari  Swalabumi. Dalam pertempuran tersebut, Prabu Tambakyuda tewas.oleh Setyaki..Sukma Prabu Tambakyuda menyatu dalam ranga Setyaki. Maka Setyaki juga disebut Tambakyuda.

Dengan tewasnya raja Swalabumi, perajurit Swalabumi menghentikan perlawanan, mereka menyerah kalah. Setyaki di nobatkan menjadi raja Swalabumi. 

Namun Setyaki lebih suka ikut Prabu Kresna di Dwarawati. Oleh Prabu  Kresna, Setyaki diangkat menjadi Patih bersama Udara, Patih Setyaki menjadi  Patih urusan luar negeri, sedangkan Patih Udawa, menjadi Patih Urusan Dalam Negeri Dwarawati.





Ada sebuah versi yang menerangkan, bahwa perangai putera puteri Prabu Basukunti kurang terpuji: yaitu.
1, Dewi Sruta pernah mengintip seorang Pendeta muda sedang mandi, maka 
    oleh pendita itu menyumpahi Dewi Sruta, kelak anaknya akan cacat.

2.Putera laki laki Prabu Basukunti berbuat tidak semestinya, terhadap Nyi Sagopi,
   seorang juru swarawati Istana, menjadikan :

Basudewa    memiliki anak darinya, diberi nama Udawa;

Arya Prabu memiliki anak  bernama Niken  Larasati.

Ugrasena memiliki putera Pragota dan Adimanggala,
semuanya puteranya diakui menjadi putera Nyi Sagopi,
dengan suaminya  Demang  Antagopa;.


3. Sedangkan Dewi Kunti melahirkan seorang putera, sewaktu masih gadis.




S e l e s a i***